Vagina dan Area di Sekitarnya Terasa Gatal? Ini 6 Penyebabnya

8 November 2022 20:20 WIB
·
waktu baca 4 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Vagina dan Area di Sekitarnya Terasa Gatal? Ini 6 Penyebabnya. Foto: Doucefleur/Shutterstock
zoom-in-whitePerbesar
Vagina dan Area di Sekitarnya Terasa Gatal? Ini 6 Penyebabnya. Foto: Doucefleur/Shutterstock
ADVERTISEMENT
Apakah kamu pernah merasakan gatal pada vagina dan area di sekitarnya? Hal ini memang membuat kamu tidak nyaman dan dapat mengganggu aktivitas harian. Kamu pun mulai mengkhawatirkan kondisi vagina dan area di sekitarnya.
ADVERTISEMENT
Adalah wajar bila kamu mencemaskan kondisi kesehatan organ intim. Namun, kamu juga perlu mengetahui bahwa gatal pada vagina dan area di sekitarnya adalah hal yang lazim terjadi pada perempuan.
Gatal pada vagina dan area di sekitarnya disebabkan oleh beberapa alasan. Nah, untuk mengetahui apa saja penyebabnya, berikut ini kumparanWOMAN rangkum informasi selengkapnya seperti dikutip dari Seventeen.

1. Yeast infection atau infeksi ragi

Ilustrasi vagina atau organ kewanitaan. Foto: T.Photo/Shutterstock
Tahukah kamu bahwa yeast infection atau infeksi ragi (jamur yang biasanya ditemukan di kulit, sistem pencernaan dan vagina) yang menjengkelkan ini merupakan hal yang sangat umum dialami pada perempuan? Dr. Draion M. Burch, dokter spesialis obstetri dan ginekologi menjelaskan, “Candida atau sejenis ragi umum yang dapat menyebabkan infeksi jamur pada vagina selalu ada di dalam tubuh dalam jumlah yang kecil.”
ADVERTISEMENT
Saat keasaman normal vagina atau keseimbangan hormonal berubah, Candida ini dapat berkembang biak dan menyebabkan masalah.
Jika kamu melihat cairan vagina menyerupai keju cottage yang menggumpal, lunak, dan berwarna putih, kemungkinan penyebabnya adalah ragi. Bila hal ini terjadi, kamu bisa menghubungi dokter agar mendapatkan perawatan terbaik hasil evaluasi cairan dari infeksi ragi.

2. Rambut yang tumbuh ke dalam akibat bercukur

Segala hal yang kamu lakukan dan gunakan untuk vagina dapat memengaruhi ekosistem di area sekitarnya. Dalam dunia medis, hal ini biasa disebut dermatitis kontak. Dermatitis kontak bisa dipicu oleh beberapa alasan, mulai dari rambut yang tumbuh ke dalam usai bercukur hingga reaksi terhadap produk untuk vagina yang beraroma. Inilah yang membuatnya terasa gatal dan menjadi tidak nyaman.
Ilustrasi cukur bulu vagina Foto: Shutterstock
Dr. Harrison, ahli obstetri dan ginekologi asal Georgia mengungkap bahwa vagina sangat halus. Area di sekitarnya juga mampu bereaksi terhadap aroma dan parfum yang menyebabkan iritasi diikuti rasa gatal.
ADVERTISEMENT
Jika vagina dan area sekitarnya terasa gatal karena rambut yang tumbuh ke dalam, kamu bisa mengompresnya dengan air hangat untuk membuka folikel. Sebab, folikel yang tertutup akan menyebabkan folikulitis, yaitu peradangan oleh infeksi bakteri atau jamur. Folikel yang terbuka akan mengurangi risiko gatal akibat infeksi yang disebabkan oleh jamur di vagina.
Selain itu, buang produk kebersihan yang menyebabkan reaksi pada vagina. Aktivitas seperti bersepeda dan pakaian yang ketat juga dapat mengiritasi vagina sehingga menyebabkan gatal.

3. Vaginosis bakterialis

Ilustrasi vagina. Foto: Shutterstock
Selain menyebabkan iritasi, berbagai produk untuk vagina juga dapat memicu infeksi. Menurut Draion, produk-produk tersebut akan membunuh bakteri baik yang ada pada vagina. “Hal ini akan membuat bakteri jahat mengambil alih area sensitif yang akan menyebabkan gatal, keluarnya cairan, sakit saat buang air kecil hingga bau yang kurang sedap,” tukas Draion.
ADVERTISEMENT
Jika gatal pada vagina dan area sekitarnya disebabkan oleh infeksi ini, segera hubungi dokter spesialis obstetri dan ginekologi agar mendapat pengobatan yang tepat. Kamu akan diresepkan antibiotik sebagai solusi untuk menyembuhkan vaginosis bakterialis.

4. Kondisi kulit

Eksim, psoriasis, lichen planus (penyakit kulit berupa peradangan kronis yang menyerang kulit, kuku, dan lapisan mulut) maupun kondisi kulit lainnya juga dapat mempengaruhi kulit di bagian vulva, Ladies. Hal ini ditandai dengan munculnya bercak merah atau bersisik pada kulit di dekat vagina.

5. Stres

Stres merupakan kondisi yang bisa mengubah hormon dalam tubuh. Ketidakseimbangan hormon ini dapat menyebabkan gatal pada vagina. Kamu bisa mengatasinya dengan teknik penghilang stres, seperti meditasi, berolahraga, melakukan hobi atau self-care yang biasa dilakukan. Jika stres sudah bisa teratasi, maka masalah gatal pada vagina pun akan membaik.
ADVERTISEMENT

6. Infeksi seksual menular

Ilustrasi infeksi menular seksual. Foto: Shutterstock
Jika aktif secara seksual, kemungkinan untuk terkena infeksi menular seksual (IMS) bisa saja terjadi. Gatal pada vagina merupakan salah satu gejala infeksi seperti klamidia, herpes genital, gonore, dan trikomoniasis.
Jika mengalami gejala lain yang mengkhawatirkan, misalnya nyeri saat buat air kecil atau cairan vagina berwarna tidak normal (kental, keruh, berdarah, abu-abu, atau kehijauan), pastikan untuk segera mengobatinya dan jangan panik. Oleh sebab itu, penting untuk mengurangi risiko terkena IMS dengan selalu melakukan seks secara aman dan menggunakan kondom.
Ladies, itu dia enam penyebab vagina dan area sensitif kamu terasa gatal. Apabila gatal pada vagina dan area sekitarnya semakin parah diikuti dengan gejala lain, segera periksakan diri ke dokter spesialis obstetri dan ginekologi untuk mengatasinya sedari dini.
ADVERTISEMENT